Merupakan simbol dan bukti sejarah hubungan antara Aceh dan Cina/tiongkok, berawal dari kerajaan Samudra-Pasai yang merupakan sebuah kerajaan dan kota pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari Timur Tengah, India sampai Tiongkok pada abad ke 13 -16.
Samudra Pasai ini terletak pada jalur sutera laut yang menghubungi Tiongkok dengan negara-negara Timur Tengah, di mana para pedagang dari berbagai negara mampir dahulu /transit sebelum melanjutkan pelayaran. Kota Pasai dan Perlak juga pernah disinggahi oleh Marco Polo (abad 13 ) menuju Tiongkok. Barang dagangan utama yang paling terkenal dari Pasai ini adalah lada dan banyak diekspor ke Tiongkok, sebaliknya banyak barang-barang Tiongkok seperti Sutera, Keramik, menjadi alasan untuk berdagang di Aceh.
Karena keakraban dan sebagai tanda persahabatan dengan Aceh pada waktu itu , maka pada abad ke-15 kaisar tiongkok memberikan sebuah bingkisan Maharaja Cina yang diantar oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1414 yang berbentuk Lonceng. Di atas Lonceng tersebut tertera aksara Cina "Sing Fang Niat Toeng Juut Kat Yat Tjo".
Namun setelah Pasai ditaklukkan oleh kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1524, lonceng ini dibawa ke Kerajaan Aceh darussalam. Pada awalnya lonceng ini diletakan di atas kapal Sultan Iskandar Muda yang bernama "Cakra Donya" (Cakra Dunia) kapal induk armada Aceh pada waktu itu dan berukuran sangat besar, sehingga Portugis menamakannya "Espanto del Mundo" (teror dunia), maka lonceng ini dinamakan Cakra Donya.
.
Setelah perang Lonceng yang bertuliskan aksara Tionghoa dan Arab (sudah tak dapat dibaca lagi aksaranya sekarang) ini diletakkan di kompleks Istana Sultan. Namun sejak tahun 1915 lonceng ini dipindahkan ke Musium Aceh yang di bangun oleh belanda dan ditempatkan di sebuah kubah khusus hingga sekarang (halaman Musium).
Setelah perang Lonceng yang bertuliskan aksara Tionghoa dan Arab (sudah tak dapat dibaca lagi aksaranya sekarang) ini diletakkan di kompleks Istana Sultan. Namun sejak tahun 1915 lonceng ini dipindahkan ke Musium Aceh yang di bangun oleh belanda dan ditempatkan di sebuah kubah khusus hingga sekarang (halaman Musium).
.
0 komentar: — Skip to Comment.
Posting Komentar — or Back to Content