0 Agresi Mojopahit Ke Kerajaan Beunua

Pada tahun 779 H, di bawah pimpinan Patih Nala, angkatan perang Mojopahit dari pulau Jawa menduduki Pulau Kampang di Selat Malaka. Patih Nala mengirim utusan kepada Raja Muda Seudia, meminta Raja untuk menyerahkan puterinya, yaitu Puteri Lindung Bulan untuk persembahan pada Raja Mojopahit Prabu Rajasanagara Hayam Wuruk. Raja Muda Seudia menolak permintaan tersebut, maka dengan alasan penolakan tersebutlah Panglima Patih Nala melakukan agresi terhadap kerjaan Islam Beunua. Hakikat dari penyerangan tersebut adalah untuk mengikuti nafsu ingin melakukan penjajahan terhadap Kerajaan Beunua.

Karena diserang negerinya, maka Raja Muda Seudia mengadakan perlawanan dengan seluruh rakyat melakukan perlawanan dengan gigih. Akhirnya angkatan perangh Mojopahit mengalami kerugian yang sangat besar di Kota Kuala, Peunaga dan Aroon Meubajee. Selain itu di ibukota Kerajaan Kota Masmani perang menjadi lebih seru lagi, yaitu perang satu lawan satu dan dari satu rumah ke rumah lainnya. Karena serunya perang tersebut, semua bangunan di Kota Masmani hancur lebur terbakar dan diruntuhkan.

Disaat kritis tersebut, datanglah bantuan pasukan beserta perlengkapan perang dari Kerajaa Islam Peureulak dan Kerajaan Samudera/Pase yaitu sekutu Beunua dalam federasi. Akhirnya tentara Mojopahit mengalami kekalahan di setiap medan tempur. Kemudian Mojopahit mengundurkan niat untuk menjajah Kerajaan Beunua.

Setelah Raja Muda Seudia mangkat pada tahun 800 H Kerajaan Islam Beunua menjadi kacau, sehingga terpecah menjadi 3 buah kerajaan kecil, yaitu Kerajaan Negeri Karang, Kerajaan Kuala Peunaga dan Kerajaan Negeri Indra.